Monday 2 February 2015

Tentang sesuatu.

Apa saja boleh, asal kita mau bertanggung jawab dengan hidup kita sendiri. Berpendapat dan menilai baik pencapaian sendiri itu sangat tidak wajar kan?

Kali ini gue mau cerita, maaf sebelumnya karena ini akan membicarakan teman. Yah, tidak apa, gue juga manusia biasa, gue harus melakukan kesalahan, karena gue memang ada bukan untuk sempurna.

Menurutku dia biasa saja. Ya, memang seperti itu penilaianku terhadap orang. Tapi ketika mendengar dia bercerita tentang apapun di hidupnya, kenapa kesanya agak berlebihan. Mungkin malah sangat berlebihan. Ketika dia beli gadget baru yang menurutku biasa saja, tapi menurut argumen dia, gadgetnya lah yang terbaik. Mungkin itu sebuah bakat, bakat untuk sekedar terlihat diantara yang lain. Dan gue gak punya bakat seperti ini.

Lagi. Ada orang yang ketika meminta saran, terus kitanya ngasih saran, tapi dia nya malah membantah saran kita. Kadang gue juga bingung, ini orang maunya apa sih? Yah, kalo dia memang udah tau apa yang harus dilakukan, mending kan gak usah minta saran ke orang lain. Aneh. Dan gue gak punya jiwa seperti ini, meski gue sudah tau sesuatu, ketika ada orang ngasih saran, dengan hikmat gue mendengarkan.

Terus ada orang yang rela berbohong agar terlihat tahu, pernah atau bahkan agar terlihat pintar. Menyedihkan memang. Tapi setelah melihat berbagai faktor masa kecil mereka, mereka sebenarnya melakukan itu untuk pertahanan diri. Mereka kesepian dan akan melakukan apapun untuk diakui di lingkungannya. Gue gak pengen seperti ini, dan gue memang gak seperti ini. Dari dulu gue tiddak pernah berjuang.

Terlihat dan tenggelam.
Apa sebenarnya hidup ini?
Untuk apa aku ada?
 Kenapa aku tidak pernah seperti itu?
Aku tidak pernah berjuang . Aku tidak pernah memulai pembicaraan. 
Tidak pernah meminta sesuatu. Tidak pernah mengizinkan orang tahu tentang apa dan siapa diriku.
Apa aku salah?
Aku cuma merasa tidak ada yang perlu dibanggakan dalam hidup ini.
Entahlah, tapi aku melihat tak ada yang bisa dibanggakan.
Dan apa aku yang tak bisa berbangga.


Aku memang selalu terlambat.