Wednesday 1 March 2017

Esensi

Sebuah percakapan menjelang waktu tidur menjadi awal sebuah gagasan. Sedikit tapi rumit. Yang sepertinya akan banyak butuh perasan otak dan juga keringat di tengah sederhananya hari ini. Seperti ketika pengagum senja bertemu pecinta hujan. Mungkin mereka akan bercerita tentang bagian masing- masing, tentang kecintaannya terhadap sesuatu, juga tentang esensi dari keduanya.

Kurasa malam hanya sekedar julukan, untuk sebuah saat seusai senja dan sebelum pagi.

Sebuah Esensi.

Dibeberapa malam mungkin sebagian dari kita berfiikir tentang banyak hal. Ketika tidak ada teman yang dirasa asyik untuk diajak ngobrol. Atau ketika saat itu memang lagi gak ada bahan untuk dijadikan obrolan, atau mungkin karena teman satu kamar pergi entah kemana. Dan sebagai ganti sepi, saatnya menikmati kopi berikut biskuit yang sudah dibeli sore tadi.

Terasa enggan bercerita tentang banyak hal. Ketika apa yang dilakukan hanya tentang awang- awang. Tak ada yang terasa nyata dan pernah menjadi nyata. Bukan tentang pengkhayal yang mahir melakukan tugasnya, bukan juga tentang penyair yang "asal jeplak" saja orang- orang akan percaya dan mengamini opininya. Tapi, mungkin saja ini hanya tentang waktu yang tepat. Dimana, sipapun nantinya yang akan tampil, meski itu bukanlah kita, kita tetap harus menerima dengan sikap, bukan dengan hati. Karena kita yang sekarang masih sama seperti yang dulu. Dan tetap saja hati tidak bisa dibohongi.

Disinilah kita belajar sebuah esensi. Esensi sebuah pertemanan. Teman mungkin akan datang dan pergi. Akan baik dan kadang menjengkelkan. Sesukanya meledek dan kadang penuh perhatian. Bukan sebuah penilaian yang membuat pertemanan menjadi utuh, tapi bagaimana kitalah yang membuatnya. Karena esensi sebuah pertemanan adalah tentang saling menghargai.

Dan esensi lainnya, mugnkin cinta bisa pergi kapan saja. Meninggalkan dan ditinggalkan. Merasa memiliki dan kadang kehilangan. Terabaikan dan kadang penuh perhatian. Senyum yang mengembang juga cemberut yang mengerucut. Berpegangan tangan dan kadang saling melepaskan. Karena esensi mencintai  adalah saling memiliki. Menggenapi yang masih kurang. Membuat baik apapun yang masih berantakan.

Malam semakin naik pada periodenya. Dimana beberapa makhluk akan membutuhkan lagi secangkir kopi tambahan untuk melakukan tugasnya. Bukan untuk membasmi kejahatan yang mungkin akan berlangsung malam ini. Karena kita bukanlah Superman. Kita hanya lupa. Atau kita memang tak perlu menunjukkan siapa kita sebenarnya.