Thursday 31 December 2015

An Afterthought

Tahun berganti tahun, bulan berganti bulan, minggu berganti minggu, hari- hari yang tersusun dari hitungan jam, dan waktu yang senantiasa membuat pejalan seperti kita kehilangan "waktu". Kita ini pejalan yang sama- sama perlu saling berpegang tangan, dan juga saling mengingatkan.

Berlari dan terus berlari, mencari dan terus mencari, ketika lelah tak bisa lagi disemangati, menutup muka dengan bantal mungkin adalah sebuah solusi. Menenggelamkan semua beban, mengalirkan keluar semua hal buruk yang kita terima dari dunia luar, dan berakhir dengan mata sembab di pagi harinya adalah sebuah berkah. Matahari tetap bersinar apapun yang terjadi, berapapun jumlah air mata yang keluar semalaman, dan wajah yang masih belum memberikan rona senyum di pagi hari. Dengan ini siapkah kita melawan hari?

Hal yang sama seharusnya tak boleh terulang kembali. Segala macam bentuknya, kita sebagai seorang yang tahu caranya bersikap harus segera bertindak mengatasi situasi ini. Apapun bisa menjadi pembunuh yang mengerikan, kita sama- sama mengetahui itu. Cinta yang berlebihan, dendam yang membara, penyesalan akan hal buruk di masa lalu, kegagalan ketika berekspektasi, kesepian yang sangat sepi, dan apapun itu bisa saja menjadikan kita takut, takut untuk sekedar memulai.

Akhirnya musim berganti. Angin barat bergerak membawa sekumpulan mendung yang siap menghujani bumi. Beberapa sudah siap dengan membawa payung atupun jas hujan. Dan beberapa yang lain mengabaikan pertanda yang selalu mengawali sebuah peristiwa. Alam selalu memberi kita pertanda, dan kadang kita selalu sok tahu untuk beberapa hal. Beberapa dari kita tak ubahnya seperti peramal yang kehabisan kartu. Siapa tahu kan?

Musim hujan masih awal untuk dikatakan akan berhenti. Meski yang kita ketahui, hujan masih agak malu- malu untuk lebih banyak berkontribusi untuk semua yang menanti. Kita mungkin menyukai hujan. Ya, bebrapa puisi, berapa lagu, beberapa dongeng mungkin tercipta ketika hujan. Hujan memang memiliki kekuatan untuk membangkitkan memori seseorang. Kenangan romantis ketika bareng pacar, ketika bermain bola dengan teman sebaya, dan ketika sekedar duduk di teras dengan minuman hangat dan keluarga. Mungkin kita sedang merindukan sebuah kebersamaan. Hanya saja, tidak mudah menemukan ini disaat seperti ini. Disaat beberapa lebih memilih gadget sebagai wahana menjalin kebersamaan. Tidak bisakah kita duduk bersama, disuatu tempat, melihat langit, mendengar angin, dan sedikit candaan tentang perjalanan waktu? Tentang masa lalu dan masa depan? Tidak bisakah? Tidak bisa ya?

 2015 akan segera berlalu dan siapapun akan ceria.




Thursday 10 December 2015

Nice syndrome

Seseorang di seberang layar handphone mungkin sedang menanti harap kedatangan sebuah pesan baru. Memutar- mutar secara acak smartphone pilihan yang baru dibeli beberapa bulan lalu. Mengecek semua media sosial kenamaan, yang hampir semua lini dimiliki. Facebook, twitter, instagram, bbm, line, wa, linkedIn, and many more kalo masih ada yang kelewat. Adakah sebuah kecemasan yang sering tersirat diantara waktu yang membosankan.

Sebuah Syindrome Media Sosial.

Sebagaian kebutuhan mungkin sudah mulai terabaikan. Kebutuhan untuk hidup berinteraksi nyata dengan teman lain. Saling bertatap muka dengan makna yang sebenarnya. Tidak untuk mencari perhatian diantara banyaknya follower di akun kebanggaan, tidak untuk menebar prasangka ketika kita sedang bermasalah dengan salah satu teman, pacar, keluarga, atau bos besar. Tidak untuk sekedar pamer bahwa kita sedang berada di suatu tempat yang lagi recomended banget untuk dikunjungi. Atau, tidak untuk mendapatkan banyak "like" sebanyak- banyaknya ketika membagikan foto unyu.

Adakah yang harus repot- repot menjadi pahlawan untuk hal yang memang seharusnya terjadi? Kalaupun ada, bersiaplah untuk dinggap aneh, aneh, dan aneh.

Sedikit mengulang hari, mengulang kisah, mengulang- ulang Menu- Pesan- Kembali- Menu- Pesan- Kembali berkali- kali dan sangat lucu untuk diamati. Merefresh Beranda dengan semangat karena sebuah harapan adanya status terbaru dari pacar, teman pacar, gebetan, ataupun mantan terbaik. Ya, kita sedang bersembunyi dibalik layar masing- masing untuk sekedar tau apa yang terjadi dengan teman kita.

Lalu, ada berita baik yang tidak boleh kita sembunyikan. Bahwa siapapun kita, mungkin saja bisa dipertemukan dengan teman lama berkat media sosial. Menemukan jodoh melaluinya yang sudah banyak bukti disekitar kita. Menemukan pacar baru setelah sekian tahun menjomblo, atau saling berbagi ide di forum- forum diskusi. Itu membuat syndrome ini terlihat manis. Why? Karena, itu seperti mengumpulkan kembali sesuatu yang sudah lama berserakan. Menyatukan hati yang lama tak pernah bertaut. Manis, kan?

Nice Syndrome. Sebuah syndrome yang terasa manis dan terasa serba salah.

Friday 4 December 2015

Self Awareness ( Sebuah Seni)

Sebuah abjad pernah menjadi cerita unik. Dalam hijaunya sebuah hubungan pertemanan yang kadang hanya menyisakan sedikit ikatan. Hubungan percintaan yang selalu menjadi hal mengesankan untuk dikenang. Bertemu di waktu tertentu, berbicara jika memang ada perlu, dan sedikit membatasi diri untuk bisa lebih mengenal orang lain. Apakah seni yang yang sedang kita maksudkan?

Sebuah seni pertahanan diri, sebuah sikap aksi- reaksi di antara sebuah hubungan.

Dalam keseharian kita yang sering kali itu- itu saja, mungkin kita pernah bosan dengan semua "lelakon urep" yang kita jalani sehari- hari. Seperti ngopi di pagi hari yang menjadi kebiasaan, mendengar lagu yang seolah sangat tidak mungkin kita tinggalkan, atau sekedar menanti pesan dari sang gebetan yang kadang menjadi moment paling mendebarkan. Dan tanpa sadar, kebiasaan- kebiasaan itu sudah menjadi candu untuk kita sendiri. Pagi hari tanpa kopi alamat pusing di siang hari. Seharian tanpa lagu kesukaan adalah hal yang tidak mungkin, dan sehari tanpa pesan dari gebetan adalah kiamat kecil- kecilan. Belum lagi untuk orang- orang yang hobi merokok, hobi olahraga, hobi (ma'af) ngomongin orang, dan hobi memata- matai mantan.

Berangkat dari sebuah bakat seni, manusia adalah makhluk yang keren. Kenapa? Karena tanpa kita sadari, kita sebenarnya sedang tidak sadar. Tidak sadar kalo sedikit demi sedikit kafein mengerjai otak kita untuk menagihnya lagi besok pagi, musik juga sama, dan rasa kangen dengan gebetan juga tak jauh berbeda. Nikotin yang malah membuat rentang waktu ketagihan yang semakin singkat. Kita sering tidak sadar untuk beberapa halaman yang sudah terlewat.

Berjalan lagi dengan masih berpegang dengan nilai seni, kita sebenarnya mempunya sebuah seni yang sangat keren untuk dilewatkan. Sebuah seni tentang pengendalian diri. Jadi sebelum kopi atau musikmenjadi candu untuk diri, kita perlu meninggalkannya sejenak untuk beberapa hari. Sebuah seni yang mungkin akan sulit diterapkan jika itu tentang perasaan. Jika kita menyukai seseorang, kita pasti akan kesulitan untuk sekedar meninggalkannya barang sehari.

Berbeda dengan kopi, musik, nikotin, ganja dan semua bahan candu di dunia ini. Karena seni itu bersumber dari perasaan, seni tidak akan bisa mengendalikan perasaan. Oleh sebab itu, entah kapan awalnya, sekarang kita bisa mendengar lagu, membaca fiksi, menonton drama, melihat lukisan yang megah dan membuat kita kagum. Ya, seni itu adalah wujud dari perasaan manusia.

<script src="http://kumpulblogger.com/scahor.php?b=234001" type="text/javascript"></script>

Thursday 26 November 2015

Etc.

Perjalanan masih panjang bagi sebagian orang. Pergi di akhir pekan, jalan- jalan malam atau hanya sekedar nongkrong bareng, banyak bercerita dengan teman yang pandai menyimpan rahasia. Adakah teman yang akan menemani kita? Kita sama- sama terjebak dalam diri kita sendiri. Kepercayaan yang menurut kita memang layak dipertahankan. Begitukan?

Malam masih bergerak, lembut, menyisir gelap di sepanjang perjalanan ini. Membuat sedikit bosan karena kita yang tak pernah menemukan apapun untuk sekedar merasa puas dengan diri kita. Atau kita hanya sedang kelelahan? Di titik ini, kita merasa kita adalah hal gagal yang tak perlu diceritakan. Kita banyak mengkoleksi cerita gagal tentang diri kita sendiri, dan menyimpannya agar tidak terlihat.

Kita mendapati diri di tengah hal lucu berupa keputusasaan. Yang sebenarnya, kita sendiri tidak tau apa kita layak untuk putus asa. Salah satu syarat seorang itu boleh putus asa adalah ketika dia sudah tidak mempunyai apapun untuk berjuang. Dan kita masih mempuyai semua yang dibutuhkan untuk melanjutkan perjalanan. Semangat, dan apapun itu kita masih memilikinya. Teman yang siap melucu ketika kita sedih, teman yang akan rela mentraktir kopi ketika kita sedang bokek, teman yang tidak akan membiarkan kita tertawa sendirian nanti.

Pernah di malam- malam yang bosan, aku melamunkan banyak hal tentang masa depan. Tentang rumah idaman ku nanti, tentang pekerjaan apa yang menghidupi ku nanti, tentang siapa pendampingku, tentang pergi traveling yang tak pernah membuatku bosan meski menghabiskan banyak uang, tentang menjalani hari- hari tua ku nanti. Rasanya sangat lucu ketika membayangkan itu semua. Meski sekarang aku lebih menyukai kesendirianku, aku, berharap hal baik untuk diriku nantinya. Dan kenyataannya, aku malu menuliskan harapanku disini.

Aku berharap, aku bisa berguna untuk orang lain, mungkin tidak secara langsung, bahkan aku tidak ingin terlihat karena aku tidak suka meninggalkan jejak di di kehidupan siapapun. Aku takut untuk sekedar bilang "aku menyukaimu" karena aku takut orang menyukaiku. Aku takut untuk sekedar menawarkan bantuan ketika melihat orang sedikit kerepotan karena aku tidak suka merepotkan orang orang lain meski aku sedang sangat kerepotan. Mungkin aku takut pada sebuah kepercayaan, atau mungkin aku takut untuk menjadi manusia normal yang berperasaan. Jelasnya, aku takut untuk menjadi makhluk hidup.

Hari berganti, dan kita sedang mencari cerita untuk esok hari.



Saturday 14 November 2015

Relationship

Kelihatannya akan ada banyak kesenangan yang hadir di bulan ini. Para pecinta hujan akan senantiasa menanti dengan harap adanya hujuan. Para petani bisa segera bercocok tanam di lahan mereka. Para penjual jas hujan dan payung unyu akan banyak pembeli. Dan para jomblo akan meratapi nasib di pojok kamar masing- masing. Interesting.

Ya, beberapa anggapan bisa saja dengan lincah mengucur dari lidah beberapa orang. Mulai dari perubahan sikap yang terjadi, perubahan iklim di bumi pertiwi, perubahan rindu menjadi sekedar basa- basi, atau perubahan selera humor ketika kita mulai bosan. Orang- orang akan banyak beradu argumen untuk sekedar mengisi waktu luang di tempat tongkrongan, menunggu kopi menjadi tak tersisa kemudian memesannya lagi, dan sambil mencari siapa yang paling betah ngomong kesana kemari. Seperti sebuah perlombaan.

Sebuah hubungan.
Kita dan keseharian sering sekali mempertemukan dengan orang- orang baru. Menjalani sebuah hubungan pertemanan yang sedikit banyak memberi kita hal untuk selalu mengerti dan mempelajari. Mulai dari kebiasaan yang kita toleransi, prinsip hidup yang harus kita hormati, sikap dan sifat yang perlu kita ketahui. Dan sebagai seorang penjalin hubungan yang baik, kita tak perlu mempermasalahkan kekurangan orang. Tidak mengeluhkan teman yang selalu terlambat datang, tidak mengeluhkan teman yang selalu minta dibayarin ngopi, tidak mengeluhkan teman yang selalu ngomong kesana- kemari dan yang paling penting tidak ngomong dibelakang.

Menjalani hubungan yang baik itu gampang- gampang susah. Kadang ada orang yang hubungannya dengan orang lain baik- baik saja tetapi dengan keluarganya gagal. Atau sebaliknya. Ada juga orang yang berhasil menjalani hubungan yang baik dengan semua lingkup sosialnya. Atau juga ada orang yang sebaliknya. Dan ada- ada saja memang.

Intinya sih, kalo masih ingin menjaga hubungan baik dengan lingkup sosial disekitar kita, sebisa mungkin jangan suka ngomongin teman lain. Gak baik lho. Untuk orang- orang yang sudah bisa mikir pasti bakal menjauh dari orang- orang yang kayak gini. He'em, yang suka ngomongin orang lain. Salah- salah malah kita sendiri nanti yang diomongin, kan gak banget.

Ya udah. Dari pada ngomongin temen sendiri lebih baik ngomongin semut, atau kambing, atau sapi, atau kura- kura, kan lebih keren. Gitu aja sih.

Wednesday 28 October 2015

Peran

Untuk kali ini, kita kembali saling memutar waktu. Perlahan tapi pasti, kita akan saling menjauh untuk sebuah misi, tapi perlahan kita akan lebih dekat dengan sesorang yang memang kita inginkan. Apa yang mungkin akan tersisa di musim yang segera berakhir ini?

Kita bisa mengungkap banyak hal yang kita inginkan. Tentang kesenangan ketika mendapat gajian, dapat nilai bagus, atau menang dalam suatu pertandingan adu gengsi. Tentang kesedihan ketika di putus pacar, dicuekin sesama teman, atau perihal pesan yang tidak dibalas. Tentang ketakutan ketika lupa mengerjakan PR, melewati gang angker, atau ketika kita dibentak orang yang tidak kita kenal. Atau , kita hanya perlu menyimpannya sendiri.

Kita tidak bisa menjadi egois dan tidak memikirkan siapapun, teman.

Kita menunggu musim yang akan berganti dan sepertinya ada dari kita yang sedang menjalani peran yang dipilih. Merekayasa sesuatu yang memang perlu diubah. Kebiasaan yang sudah lama tercipta, kejengahan antar sesama pelaku yang tanpa sengaja terbentuk, menjadikan ini menjadi buruk untuk tetap dilakukan berulang- ulang. Dan kita hanya sebuah anggapan oleh orang lain? Sedekat itukah kita dengan diri kita? Tentu tidak. Kita bisa menjadi orang lain dari apa yang dikatakan orang.

Rekayasa sosial. Kita bisa membuat, memilih dan menjalankan dengan konsisten peran unik diri kita didalam sebuah hubungan. Selamat menikmati peran.




Monday 21 September 2015

Kita

Sebuah perumpamaan yang biasa didapat dalam gurauan tetangga, kadang terasa sangat menyebalkan. Misalnya rambut lurusmu yang lebih dikira mi lidi, atau rambut keritingmu yang pasti akan dikira mi instan sachetan. Apalagi mereka yang cuma ikut- ikutan. Rasanya pengen sekali mengirim mereka kuliah ke luar negeri, biar pinter.

Sedikit bernegosiasi tentang menjadi apa kita nanti, seharusnya sudah dari sekarang kita membuat pilihan yang matang perihal pashion atau pekerjaan. Kamu yang hobi makan, kamu yang hobi musik, kamu yang suka ngopi, kamu yang suka main komputer, kamu yang suka tulis menulis, kamu yang suka ngelukis, kamu yang suka berkeringat, kamu yang suka bola, dan kamu yang suka diam- diam merencanakan sesuatu yang besar. Yah, apapun kesukaanmu itu.

Disela- sela pelajaran dijam- jam akhir menjelang pulang, mengantuk adalah kegiatan yang sangat tak bisa duragukan potensinya. Bahkan, seberapa kuat kita menahannya, tetap saja kita bisa tertidur. Beruntung kalu guru di depan bisa berkompromi, kalau tidak, selamat menerima kado dari guru itu.

Kita, berjalan. Kita, berbicara. Kita, beraktifitas seperti biasa. Tapi, kenapa dengan ini. Tidakkah bisa kita untuk tidak saling menertawakan keseriusan? Membuatnya menjadi sedikit mudah dan bisa segera direncanakan? Saling meragukan. Kenapa tidak kita saling meyakini bahwa ini memang sudah digariskan? Apa perasaan ini? Biasakah kita tidak usah mempertanyakan dan menjalaninya saja?

Berbuat semau dan sebisa yang kita bisa, kita tetap harus mempertanggungjawabkan itu nanti. Disela- sela tulisan yang kita tulis, diantara pertama dan kedua, dintara proses yang selalu butuh waktu, kita hanya akan saling melukai.


Wednesday 16 September 2015

Wah, selamat ya,

Selamat untuk siapapun yang sudah mengikat janji suci, sepertinya akan banyak acara yang akan menyenangkan ya.

Sedikit menengok kebelakang mengenai persiapan yang begitu rumit dan melelahkan. Mulai dari mendaftarka diri ke KUA terdekat, memilih baju terbaik untuk acara terbaik, membuat undangan unutk teman- teman nun jauh disana, sampai gurauan dari tetangga yang kadang membuat kita mendesah pasrah.

Bukankah itu menyenangkan? Setidaknya, untuk urusan yang sering dianggap sakral oleh orang- orang, kamu sudah berhasil melewatinya. Dan kemudian kamu yang sekarang sudah melebihi apa yang kamu harapkan sebelumnya. Menjadi kepala keluarga untuk keluarga kecil, atau menjadi anggota keluarga kecil itu satu- satunya. Sekali lagi, selamat ya.

Dan untuk menambah bumbu romanis diantara kalian berdua, kubuatkan sedikit puisi untuk mengisi hari yang sedang berjalan ini,

"Kita adalah sedikit yang tercipta
untuk sekedar memulai hari yang baru
terbaik untuk selalu berjalan bersama
karena kita yang sekarang adalah kita yang seutuhnya"

ciyyeehhhh...

Saturday 12 September 2015

School Days

Mengejutkan untuk sebuah pertemuan di awal pekan. Saling melempar dan menangkap senyuman, ditambah sedikit rasa haru dan juga malu- malu. Selamat untuk kalian anak muda yang masih gencar- gencarnya mencari jati diri dan juga tambatan hati.

Disela- sela hari yang kian rumit, sebuah tawaran manggung di acara kecil- kecilan mungkin akan menambah semangat untuk bakat yang lama terpendam. Sedikit latihan mungkin akan membangun kembali kepercayaan diri dalam hal kualitas diri. Akankah ini akan sama seperti acara yang sudah berlalu? Atau sebuah siraman air akan membangunkan mu dari lamunan menjelang petang?

Kita adalah anak muda dan sama- sama pernah berjuang. Untuk mendapatkan teman ketika pertama masuk di sekolah baru, untuk mendapat pacar ataupun untuk mendapatkan nilai terbaik sebisa yang kita bisa. Untuk kesekian- kalinya keringat akan menjadi saksi betapa kita yang muda ini berjuang
untuk hal yang akan kita tertawakan di hari mendatang. Belajar ilmu logaritma yang jelas-jelas tidak ada gunanya sepuluh tahun kedepan. Menghafal rumus fisika yang tidak akan mengubah hidup kita lima belas tahun kedepan. Dan kita yang akan tetap baik- baik saja tanpa mengetahui rumus statistika dan volume bangun ruang dua puluh tahun kedepan. Tidak apa- apa karena kita hanya menjalankan tugas. Kita seorang pelajar yang memang harus belajar di zamannya. Terimaksih untuk tetap bersemangat. Semangat masa muda memang indah untuk tetap disimpan di dada.

Ohh, sedikit memutar waktu dan kembali ke arah yang lebih parah. Sayangnya kita hanya bisa menertawakan mereka dari sini dan saat ini. Teman- teman kita waktu kecil, teman yang memberikan tips bermain catur di sela- sela pelajaran sejarah, teman yang saling memandang selama tahun terakhir di kelas tiga, teman yang berbakat dan dicintai banyak guru, teman yang gendut, teman yang kurus, teman yang selalu dijadikan objek ledekan, teman yang sok jago, teman yang suka ngegame, teman yang pelit. teman yang serius banget, dan teman- teman yang memang tidak kita kenal. Kita cuma bisa menertawakan mereka dari sini. Dari tempat kalian duduk- duduk sambil minum kopi sekarang.

Selamat malam untuk para pejuang, kita hebat dalam hal apapun.







Sunday 6 September 2015

Kamu Sajalah.....

Untuk kamu yang seringkali dicap aneh oleh orang- orang dan orang- orang yang ada disekitarmu.

Kadang, ada saja hal yang memang menyebalkan dalam keseharian. Beberapa yang lebih banyak mungkin dari orang- orang disekitar kita. Dan beberapa yang lebih sedikit mungkin berasal dari diri kita sendiri. Yah, kita memang harus selalu seimbang dalam hal apapun. Terimakasih untuk tidak cuma menyalahkan satu pihak saja. Dan terimakasih untuk tidak menganggap diri kita selalu benar.

Pergi keluar di siang hari ketika dunia sedang panas- panasnya, atau sekedar berjalan- jalan di lapangan di sore hari. Siapa tahu kita akan bertemu teman lama, atau kalau salah, kita bisa bertemu calon gebetan. Wah, baru saja kita melamun untuk hal yang tak perlu dikhawatirkan. Karena memang semua ada waktunya, kita cuma harus meyakini bahwa kita sedang dalam rencanaNya.

"Terimakasih teman". Serangkaian kata yang terdengar manis sekaligus miris. Kenapa? Karena itu seperti sebuah kalimat perpisahan. Memang seringkali hal itu diperlukan, dalamnya kebercandaan kita dengan orang- orang. Sebuah kalimat perpisahan yang terlampau memuakau untuk dituliskan.

Dan ini adalah permintaan ma'af diakhir kalimat.

Ma'af untuk subjek yang memang sering melibatkan kamu. Ma'af untuk dongeng yang selalu mengada- ada untuk kamu. Ma'af untuk cerita yang selalu gagal. Ma'af untuk hal aneh yang keluar tanpa disengaja. Ma'af untuk pukulan yang hanya isapan jempol saja. Ma'af untuk tidak selalu fokus dalam topik yang dituju. Ma'af untuk kelucuan yang tida lucu. Ma'af untuk hal yang cuma buang- buang waktu saja. Ma'af untuk hal yang memang cuma buang- buang waktu saja.





Tuesday 1 September 2015

Sesederhana ......?

Kita banyak mengulang kata- kata yang sudah basi. Tentang halaman yang sering dibicarakan, dan juga tentang keseharian berikut filosofinya. Dengan sedikit perbedaan intonasi dan kadar semangat, tentu akan membedakan siapapun yang menyuarakan hatinya. Seperti kopi, pagi hari dan inspirasi. Seperti hujan, malam, dan kesendirian. Atau, seperti sebuah pelukan, pukulan dan cerita persahabatan. Kita hanya sedang mengungkap hal yang sederhana. Bukan begitu?

Lumayan untuk sebuah hal yang lucu, bahwa kita bisa belajar dari siapapun. Mempelajari gerakan senam dari guru Sekolah Dasar, belajar lagu dari pengamen kondang, belajar cinta dari drama melankolis, dan belajar pergi dari sebuah tertawaan. Sehingga dengan berjalannya waktu, kita menjadi tahu dengan siapa kita bisa bicara. Orang yang suka humor belum tentu suka bercanda, dan orang serius belum tentu gak bisa bercanda. Dan kemudian mulailah berbagi hal yang sederhana.

Hari berlalu dan musim berganti. Sebuah urutan hari yang pasti dan jadwal yang terus terbaharui.

Akankah kita sama seperti hari kemarin?
Tentunya tidak. Kita hanya harus meninggalkan hari yang berlalu dan memulai hari yang baru.
Dengan harapan kecil yang selalu ada dalam saku celananmu. Seperti membeli baju baru sehabis gajian nanti, atau akhir pekan nanti kita akan begadang dan minum kopi sampai pagi. Hal yang sederhana saja, sesederhana kedipan lampu merah di perempatan jalan yang memaksa siapapun berhenti, saat itu juga.


Saturday 15 August 2015

MERDEKA NEGERIKU!

Image result for merdeka indonesia

Ya, kita sudah melakukan banyak hal untuk diri kita. Pagi hari bersekolah, atau bekerja, atau melakukan pekerjaan yang lain untuk sekedar membuat jadi berkeringat. Bertemu banyak teman, melakukan hal bareng dan memikirkan banyak hal. Lalu, menjelang tidur kita harus saling bertanya tentang apapun dan menjawab tentang hal apapun.

Kita tak pernah sesibuk ini, kan?

Teman- teman kita yang mulai banyak berbicara, mulai sedikit tahu tentang kehidupan dan dunia, mulai harus mengambil sikap untuk sebuah tanggung jawab. Semua teman yang mempunyai rencana, dan juga sedikit kembalian atas saran yang kadang mengada- ada. Kita tak pernah mengungkapkan apa yang ada dalam saku celana. Sebuah teka- teki jari.

Hingga keirngat yang keluar terasa bau dicium orang- orang sekitar, penonton dan juga penerjemah umpatan akan bekerja sama membuta ini menjadi sedikit ramai. Sorak- sorak suara, benturan telapak tangan yang dibuat- buat, dan juga botol- botol bekas yang sengaja dipukul- pukulkan hingga terdengar suara yang ramai.

Suara berisik ini, suara teriakan ini, dan suara apapun yang ada saat ini, adalah sebuah simbol semangat. Semangat seorang pemberi semangat. Semua orang bekerja sama untuk sebuah tujuan, yaitu kemenangan.


MERDEKA NEGERIKU, INDONESIA!!

Saturday 1 August 2015

Nothing else!

Seberapa jauh jarimu bisa melakukan tugasnya dengan baik? Seperti ketika mengetik sms untuk pacar tersayang, atau sekedar untuk memencet tombol "kirim" ketika pesan itu sudah selesai. Sesekali kita perlu memberikan kepercayaan kepada siapapun untuk melakukan tugasnya. Menjalankannya dengan baik.

Di perjalanan kemarin, sedikit mengesankan untuk orang yang menganggap itu perlu. Mengejar matahari sirna di dermaga pantai Kartini Jepara, bertemu anggota koboy yang sudah ada sejak massa SMA, dan ditutup dengan mandi bareng di pantai Bandengan Jepara. Sejujurnya aku tak menganggap itu sesuatu yang mengesankan, cuma asyik saja untuk tidak usah diceritakan.

Mungkin aku lupa dengan jam yang harus disesuaikan dengan anggota keluarga yang lain, tapi selalu ada hal menarik dari setiap perjalanan.

Sengaja saja menurutmu atau orang- orang disekitarmu yang berlebihan menilaimu? Aku yakin ada sesuatu yang lebih menyebalkan daripada bergurau untuk hal yang tidak perlu. Seperti mendebatkan pembicaraan yang diulang- ulang, atau gaya bercanda yang memang diulang- ulang dan sesuatu yang sudah membosankan sebelum itu dibicarakan. Apa kau mengetahui fakta yang terakhir itu? Ya, sesuatu yang membosankan bahkan sebelum itu dibicarakan.

Sedikit penjelasan mengenai itu, mungkin salah satunya adalah mempertanyakan apa yang sedang dilakukan orang lain. Bodohnya hal seperti ini terjadi berulang dan semakin membuat hal yang membosankan menjadi lebih membosankan sedikit. Sedikit saja dan lebih banyak lagi. Semoga friends- friends yang seperti itu tidak segera mendapat pencerahan dan tetap jalan yang salah. Semoga.

Tapi, apa yang terjadi dengan pesan yang baru saja meluncur entah kemanapun perginya. Ke pacar, ke teman sebangku ketika di kelas, rival sekantor, atau antara siapaun yang salah kirim. Hujan yang jarang sekali datang akhir- akhir ini, dan purnama yang datang malam nanti. Bersiaplah untuk para cowok yang akan berubah menjadi ganteng ketika purnama. Atau gadis- gadis yang akan menjadi vampire dan merindukan darah keledai yang akan kesulitan untuk menemukannya.

Dan apapun yang kalian kerjakan, dimanapaun kalian melakukan hal menyenangkan, dan bersama siapapun kalian dalam hal itu, selalu ingatlah bahwa kuota itu ada habisnya. KUOTA ITU ADA HABISNYA.

Friday 24 July 2015

Perjalanan Waktu

Kami masih berjalan di manapun kaki melangkah. Di atas trotoar, di tepi kanal kota, di sepanjang garis pantai, dan di sekitar arah yang selalu tak menentu. Apa kami akan berhenti sampai batas waktu yang disepakati, atau kami boleh tak menghiraukan ketentuan yang ditetapkan. Sayangnya dengan segala sikap keras kepala yang kami miliki, kami hanyalah pion yang sedang dihadang tentara hittler.

Kami berhenti dengan berani, dan sayangnya tak menemukan celah apapun untuk tetap bertahan. Apa kami akan kalah?

Disela- sela gurauan ketika lelah datang, aku masih sempat saja memikirkan tentang sebuah perjalanan. Menanti beberapa tiket yang sengaja dipesan.  Apa kau pernah berpasangan? Jawabannya jelaslah tidak. Itu hanya sebuah bumbu agar sedikit sedap dilihat. Ok, kau boleh tertawa.

Dimanapun sekarang, aku ataupun siapapun di seberang jalan adalah bukan siapa- siapa. Dan di sebagian pertemuan ku dengan pantai, air laut yang aneh, dan semua pengunjung yang tampak menikmati acara mereka, aku menikmati apapun yang ada di sekitarku. Sekali- kali kau harus seperti itu, melihat perjalanan waktu memutar senyuman di bibirmu. Kau tak harus bersama dalam sebuah kelompok, tapi itu memang lebih aman jika banyak orang yang kau kenal. Siapa tahu ketika kau berenang tanpa sengaja kau tenggelam. Tenggelam dalam kenangan konyol.

Sejujurnya sebagai pejalan waktu, aku ingin berhenti. Cuma ingin berhenti.

Dan sebagai alasan untuk menguatkan argumentku tentang "berhenti" mulai sekarang aku berhenti.

Huh,, lapar sekali aku ini.



Friday 10 July 2015

Day After Day

Sudahkah kita berdo'a?

Untuk hari- hari yang selalu penuh kejutan. Atau harimu penuh dengan kebosanan? Yang selalu diisi dengan rutinitas lucu sebagai penunjang sebuah tuntutan. Atau mungkin saja kau salah satu pemilik indra keenam yang seringnya mengetahui sesuatu sebelum itu terjadi? Yang katanya hal seperti itu membuatmu terlihat sedikit aneh dibandingkan teman seperjalananmu. Dan juga akan membosankan untukmu. Kita hanya harus berdo'a, teman.

Sesuatu yang menunggumu mungkin saja sudah bosan. Dia ada di toko buku, di angkringan langganan, di depan ruko yang kosong, atau di tempat terbaik yang pernah kalian kunjungi bareng. Menunggu untuk dijemput, menunggu untuk di jadikan pacar, menunggu pinangan dari rekan sekantor, atau menunggu adzan maghrib. Mungkin saja menunggu adalah sebuah rutinitas. Karena setiap hari kita sudah selalu menunggu untuk melakukan Five Time.

Dimana kita biasa bertemu?
Yang secara tak sengaja selalu mendebarkan saja. Di dalam rongga bus antar kota, di dalam barisan ketika upacara, dan kadang dibelakang boncengan pacar idaman. Yang pasti, untuk setiap kisah yang tidak  mengada- ada, selalu ada subjek tak terlihat yang diikutsertakan. Dan pastinya ini bukanlah acara tipu- tipu.

Dan, sudahkah kita berteriak syukur hari ini? Atau kalau kau malu, diam- diam saja juga boleh, kok.!

Wednesday 8 July 2015

Bukan Bagi- bagian

Hai, sudah berapa jam kita tidur?

Kata orang diseberang jalan, tidur adalah hal istimewa yang bisa dilakukan di akhir pekan. Selain badan sudah sangat lelah dengan rutinitas harian, pacar juga tak punya untuk sekedar diajak jalan. Dan seberapa pantas kau untuk bisa kuandalkan. Ceeerrrrsss...

Sedikit mengutip lirik lagu dari band legendaris Sheila On 7 yang masih saja eksis hingga sekarang, yang mana ini sangat berkaitan dengan apa yang akan kita bahas minggu depan. Kalo enggak ya minggu depannya lagi. Tapi kalo masih nggak sempat ya sebaiknya jual saja kesibukanmu di online shop terdekat. So, apa yang akan kita bicarakan di petemuan pertama?

Seberapa pantas.?
Seberapa pantas kita makan di kucingan? Seberapa pantas segelas kopi masuk dengan perlahan di tenggorokan? Seberapa pantas kancing baju yang rontok dan tak sengaja hilang? Seberapa pantas harga dari sebuah pulpen untuk buku tahunan? Seberapa pantas kau mau tidur seharian?

Berangkat dari sebuauh cerita di sore hari yang tak sengaja menemukan sebuah "hal rusak" di layar komputer. Sesuatu yang rusak. Bahkan untuk sebuah sesuatu yang rusak, seharusnya itu tidak bisa rusak. Tidak bisa rusak. Seharusnya tidak bisa rusak. Ahh,, sialan.

Dan tidak ada hal lucu yang bisa diceritakan. Tapi, berusaha lucu juga boleh dilakukan untuk sekedar jadi bahan lelucon. Ditertawakan banyak orang, dibicarakan banyak orang dan kadang ketiduran. Apa kita sudah berusaha? Demi keinginan dan cita- cita yang sempat tertunda, menyesuaikan jadwal dan rencana yang tak bisa sembarangan.

Dan apa kita sudah benar- benar berusaha menyelesaikan bagian kita? Kemudian menyerahkan bagian- bagian yang bukan bagian kita kepada Sang pengatur alam semesta.  Kita tidak pernah tau sampai kita benar- benar berusaha sampai kita tidak tahu kalau kita masih berusaha.

Baiklah, karena hidup bukanlah soal bagi- bagian, mari kita saling berbagi dengan orang sekitar kita. Apapun itu. Makanan, minuman, rokok. Kalo memang sedang failed pooll,, senyum aja juga boleh. Ceeeerrrssssss.....

Sunday 5 July 2015

Senang Aja.

Mendadak menjadi ceria. Sebuah perubahan emosi yang terkesan signifikan dan tidak dibuat- buat. Seseorang melakukan sesuatu, mendengar sesuatu, menyuarakan sesuatu, melihat sesuatu dan kadang membenci sesuatu. Dan menjadi pilihan terakhir adalah ketika siapapun bosan dengan sesuatu. Seperti gadget yang senantiasa menemani hari, menu tambahan makan malam yang pastinya mie instan, atau ketika memang sedang bosan.

Untungnya, seperti artikel yang gue baca kemarin bahwa bosan itu bisa dipilih. He'em, dipilih. Jadi intinya bosan juga sebuah pilihan. Kita bisa memilih untuk bosan, atau memilih untuk tidak bosan. Agak njlimet memang, intinya, kalo siapapun merasa sudah mau bosan untuk sesuatu, tanyakan saja ke diri sendiri. Kenapa bosan? Atau, kenapa lapar?

Sedikit menyimak sebuah perundingan lucu di sebuah aliansi shinobi, rasanya tak perlu ikut campur karna itu hanyalah sebuah fiksi. Memberi batasan untuk diri mungkin bisa menjadi solusi. Apalagi kalau kamu tipe sensitive person, yap orang- orang yang sensitif. Orang- orang yang terlahir dengan kekuatan super berupa ketajaman perasaan. Bukannya menonton fiksi yang menguras perasaan akan membuatmu kepikiran beberapa hari ke depan. Bahkan sampai berharap ingin mengaplikasikannya ke kehidupan nyatamu. So, tragis man. Ini cuma fiksi, dan semua fiksi bukanlah kamu.

Memesan makanan favorit berikut minuman dingin andalan mungkin sebuah transaksi verbal. Ahh,, mungkin saja penjualnya sudah hafal dengan menu pesananmu itu. Dan biasanya mereka pura- pura tidak tahu dengan sedikit berbasa- basi menanyakan hal tentang menu. Asal tidak menanyakan tentang hal yang sifatnya personal, mungkin masih bisa dinetralisir. So cool!

Rasanya mata ini pun sudah bosan membaca rentetan cerita kuno di akhir petang. Ditandai dengan banyak sekali kedipan beberapa menit belakangan ini. Itu cukup membuktikan bahwa mata ini tired. Lelah. Lelah dan tired. Rak keren blas!

Menerawang ke langit dan berdoa semoga esok akan lebih baik. Sebuah harapan yang memang harus tak boleh bosan didengungkan dalam hati setiap mau tidur. Anggap saja ini bukanlah untuk dirimu sendiri. Kau akan cepat lelah jika melakukan semua hal untuk diri sendiri. Untuk teman, untuk pacar, untuk calon pacar, ataupun untuk pacar orang itu sah- sah saja. Asal, orang itu berperan penting untuk beberapa hal yang mustahil dilakukan sendiri. Tapi, apa yang akan musthail dilakukan sendiri? The answer is sharing. Ya, sekedar ngobrol- ngobrol unyu di manapaun itu. Siapapun akan dikira gila jika melakuka itu sendirian, teman.

Dan siapa yang pernah menjadi gila disini?
Aku?


Tuesday 30 June 2015

Peran Utama

Permulaan yang baik untuk sebuah pertandingan. Mulai mencetak angka dan bertahan jika diperlukan. Ini sangatlah penting karena ini adalah pertandingan final. And, who's the winner?

Ibarat sebuah kronologi pertandingan dari awal sampai akhir, kemudian apa yang bisa kau cerna dari rangkuman itu. Semua skill dari tiap pemain, atau hasil skor dari tiap pertandingan yang menyita perhatianmu. Kalo aku, sejujurnya lebih tertarik denngan skill yang diperlihatkan pemain, Itu sebuah bukti latian yang keras tentunya. Dan aku suka orang yang tidak mudah menyerah.

Tapi, dalam sebuah drama kolosal mengenai semua cabang olahraga, kenapa si peran utama selalu menang. Itu membosankan menurutku. Seperti contoh dalam serial anime Kuroko no Basket. Meski doi gak pinter- pinter amat mainnya, pasti nantinya bakalan menang. Atau Captain Tsubasa, itu juga sama. Atau ini juga bisa ditemukan dari anime- amine lain yang peran utamanya pasti bakalan menang, sehebat apapun lawannya. You Know?

Tidak penting memang. yang jelas aku menikmati setiap proses itu. Ketika dengan kerennya pengarang bisa membuat siapapun penasaran. Buktinya atau pastinya kalian akan rela meluangkan banyak waktu hanya untuk menyaksikan kelanjutan dari serial yang sudah terlanjur kau tonton. Menikmati setiap debaran yang dicipatakan dari melankolisme drama yang dibuat- buat. Menyikapi semangat yang berkobar yang bahkan sampai mengobarkan semangatmu juga. This is a magic, man!

Tapi, apakah memang seperti itu. Apakah aku atau kamu adalah manusia bentukan, yang akan dengan rela merespon semua emosi dari serial- serial konyol yang mendebarkan itu. Atau itu hanya akan menjadi isapan jempol kakimu saja, yang kadang bau itu. Selanjutnya terserah kalian saja ahh.

Dan, dimenit- menit terakhir sebelum pertandingan usai, sebuah meteor jatuh ditempat pertandingan yang saat itu skor masih 50: 50. Interesting!

Saturday 27 June 2015

Bagaimana Dengan Durian?

Kurasa masih ada banyak rahasia diantara jari- jari yang belum sempat bertaut. Soal mitos pribumi ataupun urban legend yang sangat aneh untuk generasi sekarang. Dan kurasa menjadi tidak tau adalah sebuah bakat alami manusia.

Diberbagai jeda setelah kau mengirim tombol "send" kemudian menunggu umpan balik dari operator langganan mengenai pesan itu, kau masih saja antusias menyaksikan layar handphone mu yang tiba- tiba mati. Mendadak awan gelap mulai ramai mendatangi kos- kosanmu. Ya, mereka adalah teman- temanmu. Beberapa orang pengganggu, beberapa orang sok tau, beberapa orang yang hanya ikut- ikutan, dan beberapa orang lucu. Kau sering memutuskan sesuatu ketika sedang memikirkan banyak hal, tapi hanya aku yang bisa menjangkaumu di ruang pribadimu. Aku banyak mengetahui rahasia.

Soal jam tangan yang beberapa hari lalu kau baru membelinya, itupun tak jadi masalah ketika ini membahas perihal ukuran. Tanganmu yang lebih kecil dari siapapunlah yang menjadi pertanyaan. Dan berlanjut ketika soal makan- memakan menjadi sebuah pertanyaan. Sebenarnya banyak makanan favoritmu. Aku mengetahuinya dari catatan perjalananmu lusa. Apa yang paling membuatmu senang, guggup, gak nyaman dan harus dengan cepat mengambil keputusan. Apalagi kalau bukan soal makan?

Dibeberapa jam setelah kau berinteraksi dengan memo harian, banyak udara segar akan sangat berguna untuk melakoni drama musikal berikutnya. Sedikit rentangkan tangan dan tarik nafas dalam, dan jangan lupa menghembuskannya. Pelan- pelan saja, tak usah kau terburu- buru. Bahwasannya memang inilah waktumu. Dan untuk beberapa yang masih tersisa di dalam hatimu, biarkan saja itu. Kelak siapapun akan kembali merindukan beberapa jam yang sudah dihabiskan hanya untuk saling menyapa. Tidak baik jika ini hanya soal pertemanan. Tapi juga bukan soal sealot statistika.

Lumayan menguras tenaga untuk hal yang kotor. Bermain di luar rumah saat siang hari, saat panas bisa menjadi masalah untuk kulitmu yang tanpa body lotion. Untungnya ini bukan soal dribbling bola yang sering membuat resah lawanmu, atau soal bedak foundation yang habis karena memang sudah waktunya. Ini lebih ke jawaban yang harus kau pertanggungjawabkan nantinya di depan teman- temanmu. Bagaimana mengambil senyum dari satiap muka yang akan kau tatap. Ini tak perna sulit untuk mu, bukan?

Dan, bagaimana dengan durian?
Samapai sekarang aku masih tak tega memakannya.

Tuesday 23 June 2015

Kaki Kecil: Prioritas

Kaki Kecil: Prioritas: Bulan yang penuh berkah untuk umat muslim. Selamat melakukan rutinitas tahunan yang nantinya akan ditutup dengan pesta yang besar. Dan s...

Prioritas

Bulan yang penuh berkah untuk umat muslim. Selamat melakukan rutinitas tahunan yang nantinya akan ditutup dengan pesta yang besar. Dan saya akan termasuk di dalamnya.

Beberapa hari yang sudah dilalui, di langit malam ini kita bisa menyaksikan dua planet yang cuma numpang lewat. Sedikit mempunyai cahaya yang lebih terang dan menimbulkan pertanyaan. Tapi bagi sebagian gadis kecil, itu tidak lebih menarik dari bermain petasan di malam hari.

 Mengakhiri sebuah moment kekurangan cairan dan berharap mendapat teman bicara untuk hal- hal tidak penting. Keseringan berhadapan dengan layar membuat mata sedikit kabur. Bahkan untuk hal yang tidak penting, ini sangat mengganggu pikiran. Dan acara buka tutup, keluar masuk, dan seterusnyapun berlanjut sampai episode ke tahap jemu. Sayangnya untuk hal ini aku tak pernah menjadi pembosan. Entah kenapa ini menjadi sebuah periode klasik dalam jamuan makan seseorang.

Sebuah prioritas.

Kurasa kambing memang tak punya prioritas. Kambing yang serupa tutup flasdisk yang tertinggal di warnet. Si pemilik awal yang pasti tak akan pernah kembali untuk mengambilnya lagi. Tersisa pengunjung lain yang mungkin akan bersikap acuh ataupun tak acuh. Kembali tutup flasdisk dipertanyakan tentang prioritasnya. Dan prioritas yang pernah bersahabat dengan tutup flasdisk yang tertinggal di warnet menjadi dongeng tanpa ucapan terimakasih di bagian penutup.

Dan untuk pembukaan malam nanti, kurasa selimut akan berperan penting di malam belakangan ini. Tak usah malu mengakuinya, semua koran bekas juga tau kalo cuaca sedang sangat dingin. Dan menghadapi sisa air yang sudah hampir kering itu pastinya dijadikan sarang nyamuk. Mereka akan berkembang biak dengan sangat keren dan banyak. Dengan ini selimut akan masuk prioritas teratas dalam berbagai pilihan untuk kedua faktor alam tersebut. Interesting.

Sebagian ruangan yang tertutup rapat membuat semakin jauh. Tak saling mengenal tapi saling sok tau. Banyak acara tebak- tebakan yang berakhir dengan jawaban pura- pura "iya". Bahwa seseorang memang seperti ini, atau seseorang harus berpura- pura seperti ini. Atau, bahwa ini memang tak pernah menjadi prioritas.


Thursday 11 June 2015

Awal Minggu

Berjarak beberapa denting waktu dari sekarang, kita pernah mendengar celoteh anak berbakat. Apakah itu akan menuju masa depan? Ataukah akan kembali ke masa lalu? Atau mungkin saja kembali ke awal minggu di minggu kemarin.

Aku mengingat sesuatu tentang anak itu.

Awal minggu ku awali dengan pergi ke jembatan perumpamaan. Mengikuti jejak kaki- kaki kosong yang bertabur dan beku. Kaki kaki yang dengan sengaja membuat perumpamaan menjadi jalan yang harus dijalani. Aku terkejut ketika anak itu bahkan tak memiliki apapun. Tak memilki perumpamaan apapun untuk dirinya sendiri nanti. Dia sibuk dengan dirinya dan arena bermainnya. Dia sibuk untuk tidak memikirkan apapun. Anak ini adalah pelaku yang tulus nantinya. Aku bertaruh.

Minggu kedua di di bulan kemarin, aku menyapa taman pertimbangan. Menyimak perintah dan larangan sebagai lanjutan peran sebelumnya. Mempermainkan aroma- aroma apa saja. Ini membosankan, dan tidak aku lanjutkan. Soal anak itu, biar saja.

Minggu berikutnya, tak sempat aku pergi kemanapun.

Minggu terakhir, jalan- jalan mungkin bisa menemukan apa saja. Sebenarnya yang dilakukan anak kecil itu adalah untuk orang lain. Dia selalu menang dalam setiap permainan. Dan dia selalu dipuji karena itu. Seperti kisah Aoime, bahwa selalu menang tidak terlalu baik untuk si pemenang. Anak kecil itu akhirnya menurunkan standart dirinya dalam melakukan apapun. Agar apa? Agar dia tidak lagi dipuji dan agar dia dirasa sepadan dengan teman yang lain. Lagi- lagi dia melakukannya untuk orang lain.

Lain kali kalau aku bertemu anak bodoh itu, aku akan memberikan arloji yang mati agar dia memperbaikinya. Dia adalah patokan untuk orang lain, jadi sampai kapanpun dia tak boleh berhenti.

Monday 8 June 2015

Pukulan

Sepertinya lari sore sudah menjadi rutinitas seseorang belakangan ini. Pagi bekerja dari pukul tujuh sampai pukul empat sore hari. Berkeringat sudah pasti karena ini pekerjaan lapangan. Apa yang tersisa dari perdebatan dengan diri sendiri yang tak pernah menemui titik ujung? Siapapun atau barang kali teman terbaikmu pernah bercerita tentang berbagai hal yang rumit, soal kehidupan, asmara, hal gila,dan tentang minuman kesukaannya. Itu sangat membutuhkan waktu, kurasa.

Dan ada hal yang disayangkan dalam kekeliruan yang jauh ini. Seharusnya sudah kudaratkan pukulanku tepat di dagumu. Agar kau sadar betapa kuatnya kamu, dan agar aku sadar betapa kuatnya pukulanku. Tak ada yang menang karena siapapun masih berpegang pada hal yang dipercayai. Pukulanku ataupun pertahananmu, seharusnya itu tak pernah diadu.

Siapapun sudah memulai banyak pertarungan, dan, aku akan memukulmu!



Friday 5 June 2015

Pesan Kecil

Periksa kembali pesan sebelum kau kirim ke temanmu. Mungkin saja ada tanda baca yang keliru. Atau ada kata yang bisa saja membuatnya tersipu, dan malu tentunya. Setiap hari kita menghabiskan waktu kurang dari lima menit hanya untuk berkirim pesan. Dan ini adalah cerita bohong.

Beberapa abjad mungkin pernah menjadi bentrok searah jarum jam, melilngkar di tengah tenggorokan dan terasa segan untuk diucapkan, bahkan dalam kelihaiaan salah seorang mencari kata terbaik, siapapun, kita masih gegabah. Bukan soal tanda baca, atau kesalahan typogenik yang kadang menghampiri jari mungil kita dalam menulis pesan online, tapi siapa kitalah yang selalu berbelok dan berbalik arah. Dan kadang mengejutkan.

 Sedangkan pelajaran dari guru bahasa yang mengharuskan kita untuk benar. Intonasi, penulisan, makna dan juga kecenderungan dalam hal pengolahan kata. Sayangnya, kita tak pernah diberi kesempatan untuk tau banyak hal mengenai apa. Tentang perandaian yang kadang terbuka satu sama lain. Kita banyak berteman dengan orang- orang yang lucu dan menyimpan pesona, diantaranya membuat malam- malam kita panjang, memikirkan keseharian kita nantinya. Apa kita bergerak?

Bukankah kekeliruan teks di layar bisa ditoleransi dengan sikap mengarang bebas? Menerka- nerka beberapa maksud yang kadang memang dibuat- buat demi kepentingan pencitraan, dan juga antisapasinya. Tapi, siapaun akan sibuk dengan cerita bohong di antara baju yang masih kotor. Pura- pura mau mandi padahal sudah mandi. Agar supaya diingatkan. Pura- pura lapar padahal baru saja makan. Agar supaya diperhatikan. Memaksa.

Tapi, disebelah kotak masuk pesan yang mendebarkan, akan ada rasa bosan karena siapapun memang tak pernah ada. Permisi dan saling melewatkan beberapa jadwal jam tanda bertemu. Lalu, si pemilik kekuatan super itu bergerak maju, bukan untuk meninggalkan siapapun. Tapi, dia perlu melihat jalan.

Monday 1 June 2015

Sudah ku bilang aku tak suka pisang.

Selasa malam yang menyesatkan.
Sudah saatnya sebuah kegemaran dijadikan modal jalan- jalan.

Aku pernah berharap dalam sebuah perjalananku, aku bertemu penjual kelucuan. Kau tahu dia kan? Setiap apapun yang keluar dari dirinya, adalah sebuah tawa untuk orang lain. Bahkan tawa itu akan bertahan dan berulang. Sietiap dia bicara, berjalan, jongkok, melompat, berdiri dan lelah, dia akan tetap membuat tertawa. Terlalu berlebihan untuk diberitakan di media lokal. Tapi sejujurnya, ketika siapapun melihat dia menangis, ketika aku melihat dia menangis, sejujurnya itu tak kan mungkin. Karena dia adalah penyembunyi kesedihan yang handal.


Pernah dalam perjalananku, aku bertemu dengan si penjual kekaguman. Yah, meski aku akui, pertama melihat wajahnya, kesan pertama yang kudapat adalah, tua. Perempuan dengan usia kira- kira 40an. Tapi melihat dia bicara dan melempar senyum kepadaku, kesan kedua yang ku dapat adalah orang ini menarik. Dan kesan itu terus berlanjut ketika dia sibuk dengan dirinya. Aku bahkan sampai lupa kopi seharga 8000 per gelas kecil. So crazy.! ......No!......this coffe is crazy!


Dan di sebuah tempat yang biasa kukunjungi untuk menjual kebosananku, aku bertemu dengan si penjual keseruan. Melakukan banyak hal tanpa malu, melompat, berteriak, bermain pasir, bermain air dan tenggelam. Di suatu tempat dimana hatiku merasa aneh ketika melakukan kebodohan itu, dia dengan bangga memamerkan bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan dari omongan orang lain. Bahwa hidup ini perlu dirayakan.


Belajar mengemasi barang berhargamu disela- sela kesibukan, membawa bekal seperlunya dan juga baju ganti. Tanpa list kunjungan akan membuat perjalananmu menjadi paling ceroboh, tapi itu sangat keren menurutku. Dan tetap saja aku tak suka pisang.

Tuesday 26 May 2015

SEE LATER

Akan ada hal yang perlu diubah. Sekarang, nanti ataupun lusa. Siapapun berhak memutuskan sesuatu untuk hidupnya. Bahkan ini suatu keharusan. Dan nantinya, ini akan menjadi hal keren yang bisa dibagi kepada siapapun.

Meninggalkan banyak hal untuk memulai sesuatu yang baru. Akan menarik. Lihat saja nanti.

Friday 22 May 2015

sucks.

Baru saja aku menyelesaikan apa yang pernah menjadi cita- cita. Ditengah kesadaran dan kelalaian tentang berbagai hal, aku tetap meneruskan itu. Sebuah prosesi merekam lagu yang berjudul fiksi. Dulu memang sudah pernah gue posting mengenai liriknya.

Dan cerita berakhir mulai dari sini.
https://soundcloud.com/mohammad-charis/every-moment-fiksi

Sunday 10 May 2015

Precious!

Sebuah sapaan manis di pagi hari bisa membangunkan siapapun yang sedang malas. "Hai, selamat pagi." Itu saja sudah cukup untuk membangkitkan semua saraf dan bahkan ini berlebihan. Keterikatan yang menjadi berlebihan ketika siapapun tidak bisa menemukan hal lain. Aneh, tolol dan rutukan yang lain akan terdengar ketika bosan.

Banyak hal sulit yang memang tak perlu penjelasan. Tapi, meyakini dan percaya selalu ada hal baik dari setiap keringat adalah sikap baik dan perlu diacungi jempol. Aku? Kali ini aku tidaklah menjadi sebuah subjek. Aku perlu istirahat.

Sebuah pertanyaan menggelitik mengenai kapan terakhir kali kau benar- benar bersemangat menjalani harimu. Untuk kali ini jangan gunakan alasan jatuh cinta untuk pertanyaan ini. Hidup ini terlalu sempit jika hanya menyimak tentang sepak terjang cinta. Mungkin kau bisa gunakan alasan akan ikut kerja bakti di kampung atau karena kau punya jatah cucian yang menumpuk seperti gunung merapi.

Siapa tahu disela jari- jarimu bisa kau temukan kata- kata menarik penggugah semangat. Atau kau ciptakan nada unyu tentang perjalanan kemarin. Ah, rasanya lapar bisa menyerang siapapun ketika memang sudah tiba waktunya makan. Dan untuk siapapun jangan pernah meninggalkan makan ketika memang sudah waktunya. Dengan sajian terbaik tentunya. Itu sangat baik untuk kesehatan perutmu. Dan lagipula siapapun akan butuh tenaga untuk melakukan banyak sesuatu.

Teh, kopi, minuman berkarbonasi, atau air putih. Silahkan pilih diantaranya, atau kalo kau tak suka, boleh saja kau meracik minumanmu sendiri. Untuk menemani malammu yang sangat sangat untuk cuma bengong- bengong saja. Atau kalo beruntung biasanya akan ada penjual nasi goreng keliling langganan tetanggamu. Itu cukup membuat perut kecilmu kenyang tak terhingga.

Setelahnya, kau bisa tidur nyenyak. Atau kau menunggu ucapan "selamat malam" dari orang lain?


Saturday 2 May 2015

Untitled!

Ya. beberapa puluh kilo meter lagi aku akan sampai di tempat yang kita sepakati. Kurasa lapar kali ini tak akan lagi menghalangiku. Mengingat akan ada banyak objek yang akan kita kunjungi setelahnya nanti. Seharusnya kau membawa banyak bekal makanan untuk mu, dan juga untuk aku. Aku memang pria yang mudah lapar.

Kurasa perjalananku kali ini diwarnai dengan adegan melankolis. Sedikit memikirkanku diriku sendiri yang yang jarang makan banyak akhir- akhir ini. Sejujurnya ini bukanlah kebiasaanku dalam hal makan- memakan. Porsi besar adalah favoritku, meski selalu mendapat komplain " kok ora lemu lemu leh le le". Mungkin aku harus banyak berlatih atau bertanya kepada  kakak senior tentang bagaimana caranya menjadi "lemu". Lupakan.

Beberapa dorongan dari keluarga, sanak saudara dan juga saudagar kaya dari negeri sebelah, untuk segera memiliki "kadal terbang" harus bisa aku antisipasi untuk kembali memikirkan jalan lain. Seperti cita- cita yang menunggu untuk aku jemput, atau aku harus segera meminang seorang anak orang. Aku harus berkata ini pilihan yang sulit untuk aku kerjakan saat ini, karena pada kenyataannya aku tidak memiliki seorang gadis. Jadi, satu- satunya pilihan yang harus aku lakukan adalah mulai mengejar cita- cita. Terdengar klise dan sangat menganggu selera makan.

Dimana pertama kali kau merasa lucu dengan semua yang kau kenakan? Jawaban sederhananya adalah di depan cermin. Disana, siapapun bisa menertawakan dirinya sendiri dengan gaya bebas. Dan setelahnya siapapun akan berganti dengan kostum ultraman. Taaa raaaaaa.

Soal bagaimana ketika siapapun diragukan tentang kemampuanya mungkin itu sudah biasa. Siapapun sering mengalaminya dan bahkan kadang melakukannya pada orang lain. Seperti pepatah " habis makan terbitlah kenyang". Sangat tidak nyambung dan gak sopan.

Mudah- mudahan perjalananku ini menemui titik terang. Tuhan, mudahkanlah jalanku ini.

Lalu bagaimana dengan kabar temanmu itu?
Oohh, mungkin dia sedang menikmati makan malamnya. Dan tolong ingatkan dia jangan sampai lupa minum setelahnya.

Perjalanan yang akan melelahkan dan pastinya akan bikin lapar. Dan yang terpenting adalah, perjalanan ini akan aku hadiahkan untuk seseorang.

Saturday 25 April 2015

Bagaimana?

Sedikit tersenyum mungkin bisa menjadi obat untuk flu yang sedang meraja. Meski tidak secara ajaib akan menghilangkannya, setidaknya wajahmu yang berantakan itu, bisa terlihat lebih unyu- unyu. meski tetap saja tidak terlalu menawan. Lupakan soal sakit yang kadang tanpa segan menghampiri. Dalam cuaca yang sulit seperti ini, siapapun hanya butuh lebih banyak selimut untuk teman.

Dan apa kabar teman ku? Setidaknya aku selalu bertanya tentang mu dalam ketidaksibukanku. Tenang saja, aku tak mengharap timbal balik dari toleransiku mengenai penanya yang baik. Ketika kita bicara bareng, kamu tak perlu repot menyiapkan list pertanyaan untuk nantinya kau tanyakan padaku. Itu yang menjadi urusanku.

Sepertinya, akhir- akhir ini, aku merasa tak harus melakukan apapun. Seperti ketika keikutsertaanmu untuk lomba porseni sekolah dasar yang mewajibkanmu untuk sibuk berlatih, atau ketika beban kreditan sepeda motor yang harus segera dibayar sebelum jatuh tanggal mainnya. Semua berjalan baik, meski menyebalkan. Dan sebagai ganti rasa kangen yang kadang mengusik saku celana levi's mu, sedikit kepo tentang "apa yang sedang kamu pikirkan" mungkin bisa membalas rasa ingin tahu. Sekaligus menambah semangat untuk kembali tertidur pulas semalaman nanti.

Beberapa hari berlalu, minggu juga ikut serta, bulan dan tahun yang cuma ikut- ikutan saja, mendadak menjadikan seseorang menjadi seseorang. Maksudku, tanpa sadar, siapapun kita akhirnya terbentuk menjadi individu yang memang kita inginkan. Tidak usah saya kasih contoh, karena ujung- ujungnya contohnya itu, banyak.

Dan kadang, sebagai penutup sebuah hal keren yang bisa dilakukan, sedikit tepuk tangan mungkin akan menambah semangat untuk mengulangnya lain waktu. Terimakasih. Semoga kalian cepat sembuh.


Monday 2 February 2015

Tentang sesuatu.

Apa saja boleh, asal kita mau bertanggung jawab dengan hidup kita sendiri. Berpendapat dan menilai baik pencapaian sendiri itu sangat tidak wajar kan?

Kali ini gue mau cerita, maaf sebelumnya karena ini akan membicarakan teman. Yah, tidak apa, gue juga manusia biasa, gue harus melakukan kesalahan, karena gue memang ada bukan untuk sempurna.

Menurutku dia biasa saja. Ya, memang seperti itu penilaianku terhadap orang. Tapi ketika mendengar dia bercerita tentang apapun di hidupnya, kenapa kesanya agak berlebihan. Mungkin malah sangat berlebihan. Ketika dia beli gadget baru yang menurutku biasa saja, tapi menurut argumen dia, gadgetnya lah yang terbaik. Mungkin itu sebuah bakat, bakat untuk sekedar terlihat diantara yang lain. Dan gue gak punya bakat seperti ini.

Lagi. Ada orang yang ketika meminta saran, terus kitanya ngasih saran, tapi dia nya malah membantah saran kita. Kadang gue juga bingung, ini orang maunya apa sih? Yah, kalo dia memang udah tau apa yang harus dilakukan, mending kan gak usah minta saran ke orang lain. Aneh. Dan gue gak punya jiwa seperti ini, meski gue sudah tau sesuatu, ketika ada orang ngasih saran, dengan hikmat gue mendengarkan.

Terus ada orang yang rela berbohong agar terlihat tahu, pernah atau bahkan agar terlihat pintar. Menyedihkan memang. Tapi setelah melihat berbagai faktor masa kecil mereka, mereka sebenarnya melakukan itu untuk pertahanan diri. Mereka kesepian dan akan melakukan apapun untuk diakui di lingkungannya. Gue gak pengen seperti ini, dan gue memang gak seperti ini. Dari dulu gue tiddak pernah berjuang.

Terlihat dan tenggelam.
Apa sebenarnya hidup ini?
Untuk apa aku ada?
 Kenapa aku tidak pernah seperti itu?
Aku tidak pernah berjuang . Aku tidak pernah memulai pembicaraan. 
Tidak pernah meminta sesuatu. Tidak pernah mengizinkan orang tahu tentang apa dan siapa diriku.
Apa aku salah?
Aku cuma merasa tidak ada yang perlu dibanggakan dalam hidup ini.
Entahlah, tapi aku melihat tak ada yang bisa dibanggakan.
Dan apa aku yang tak bisa berbangga.


Aku memang selalu terlambat.

Friday 30 January 2015

Beheaving badly

Seperti yang sudah- sudah, film humor dengan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama memang lebih terkesan apik. Tidak banyak yang pernah saya lihat, salah satunya adalah beheaving badly. Dengan tema pokok menceritakan tentang seks dan remaja. Tentang apa yang mungkin terjadi setelahnya, serta sedikit pelajaran tentang pentingnya keluarga.

Dengan plot yang sempat bolak- balik, mungkin akan sedikit membutuhkan imajinasi kalian untuk merangkai kembali alur ceritanya. Ada baiknya kalau ingin nonton film ini siapkan tissu. karena mungkin akan membuat kalian berkeringat. hahahaha

Sunday 25 January 2015

Friends? Yes.

Kupikir ada banyak yang bisa kuceritakan. Maaf sebelumnya untuk beberapa hal yang memang diluar kendaliku. Manusia memang tempatnya salah, dan aku salah satunya. Itu satu- satunya yang bisa disebut kebiasaan alami.

Aku, tepatnya namaku yang pastinya kalian sudah tau tanpa aku sebut, merasa sangat beruntung megenal kalian. Aku hanya bisa percaya bahwa itu adalah takdir. Yah, begitulah menurutku.

Waktu yang tak bisa aku hitung, Entah apa yang membuat kalian mengajakku bermain waktu itu. Yang aku sadari, aku hanya bocah cupu dan sedikit bisa bermain gitar. Aku malu harus mengakui, bahwa kalian keren. Sebut saja itu adalah sebuah penghargaan yang berharga dimasa (yang kata guru alis tebal) keemasan. Bahkan sampai sekarangpun kita harus masih merasakannya kan. Masa keemasan yang masih jauh dari kata berakhir.

Kita hanya bertiga ketika di studio music. Adapun akan terasa aneh jika itu ditambah. Semacam perasaan terganggu dan tidak begitu nyaman satu sama lain. Dan yang aku ingat itu sangat tercermin dari ekspresi wajah kalian. Ada juga orang yang dengan suka rela mundur karena menurutnya kemampuan yang gak sepadan. Dan itu membuat kita saling tertawa. Apanya? Karena kita sendiri menyadari bahwa kita bukan anak dengan skill istimewa. Bahkan kami dibawah rata- rata. Kami hanya tau apa yang harus dilakukan. Yang penting jalan. Dan satu lagi, sering banget waktu ngejam kalo gak ada vokalnya, jadi kita bertiga nyanyi dalam hati masing- masing. Dan anehnya itu nyambung sampai pol. Setelahnya kita saling pandang dengan senyum puass. Itu sangat melegakan kawan. #nextsong

Koder Pavelino. Yap, dia ngefans banget sama Eno Netral. Dengan model rambut mohawk setiap saat membuat dia tampak garang. Hahahahahaha.
Ganyong and the gank. Pemegang tahta basisi tak tergantikan.Ketika punya anak nanti dia ingin memberi nama anak pertamanya Melody, anak kedua Basita, anak ketiga entahlah, mungkin yang berhubungan dengan drum atau apalah.
Dan saya sendiri tukang listrik. hahaha

Yah, meski aku memutuskan untuk berhenti karena beberapa alasan, semoga kalian tidak kecewa dengan ini. That is all and thank you.


Monday 19 January 2015

Happy birtday

 Yapp, berikut ini adalah lagu ciptaanku . Bercerita tentang dua orang yang lama terpisah. Dan secara wajar mengucapkan selamat ulang tahun ke orang itu. yah namanya juga pernah suka..Yah terserah lah,,,



#
Happy birthday
Happy birthday
Happy birthday
Happybirthday to you

Hari ini aku ingat satu hal
seperti sifat kekanak- kanakkan
dan hari ini kau juga pasti mengingatnya

back to #

Aku terkesan egois
seperti apapun itu
yang datang dan pergi dihari kelahiranmu

*
Akan selalu ada doa yang terucap
ketika kita tak bisa saling melihat
ketika kita tak lagi berteduh di langit yang sama
aku ada, dan mengingat hal apapun

back to #

Sunday 18 January 2015

Cerita Gagal

Percayakah kamu kalau semua hal yang ada di masa patut ditertawakan? Ada banyak lokasi yang sudah tidak mirip lagi dengan apa yang dulu pernah kau lihat. Beberapa adalah cidera tak serius, dan yang lain pelanggaran tak bertuan. Semua yang ada dan pernah dimiliki. Dipikirkan dan juga pernah dianggap sebagai kepunyaan. Yah, apapun itu kau boleh menyimpannya sampai bosan.

Dan cekk.....

Gue gak sedang bercerita sekarang wahai saudaraku. Angin yang membawaku sampai di depan papan qwerty dan menunaikan tugas sebagai pemboros. Apalagi? Selain boros waktu, yang gue lakukan saat ini juga boros uang. Selain itu, ini adalah hal seru yang bisa gue lakukan kalo lagi senggang. Yang sebenarnya hidup gue gask sibuk- sibuk amat.

Wahai saudaraku,
Pertama, pernahkah kamu merasa gagal dalam hal apapun? Nilai ulangan jelek? Tidak bisa masuk group paduan suara? Atau gagal menjadi cover boy ? Percayalah tidak ada yang sehebat Tukul Arwana dalam hal ini. Kembali ke soal gagal. Gagal. Emmmm gagal ya? Oke oke oke gagal kan? Iya iya iya, dari tadi kan kita bahas soal gagal kan? Iya gagal. Gagal. Dan memang gagal sih. Tuh kan gagal beneran. yeelah, gagal lagi.

Yepp, satu hal yang bisa dipelajari dari cerita diatas adalah ketika kita memutuskan untuk membuat cerita gagal, maka tak akan pernah ada cerita.