Friday 5 June 2015

Pesan Kecil

Periksa kembali pesan sebelum kau kirim ke temanmu. Mungkin saja ada tanda baca yang keliru. Atau ada kata yang bisa saja membuatnya tersipu, dan malu tentunya. Setiap hari kita menghabiskan waktu kurang dari lima menit hanya untuk berkirim pesan. Dan ini adalah cerita bohong.

Beberapa abjad mungkin pernah menjadi bentrok searah jarum jam, melilngkar di tengah tenggorokan dan terasa segan untuk diucapkan, bahkan dalam kelihaiaan salah seorang mencari kata terbaik, siapapun, kita masih gegabah. Bukan soal tanda baca, atau kesalahan typogenik yang kadang menghampiri jari mungil kita dalam menulis pesan online, tapi siapa kitalah yang selalu berbelok dan berbalik arah. Dan kadang mengejutkan.

 Sedangkan pelajaran dari guru bahasa yang mengharuskan kita untuk benar. Intonasi, penulisan, makna dan juga kecenderungan dalam hal pengolahan kata. Sayangnya, kita tak pernah diberi kesempatan untuk tau banyak hal mengenai apa. Tentang perandaian yang kadang terbuka satu sama lain. Kita banyak berteman dengan orang- orang yang lucu dan menyimpan pesona, diantaranya membuat malam- malam kita panjang, memikirkan keseharian kita nantinya. Apa kita bergerak?

Bukankah kekeliruan teks di layar bisa ditoleransi dengan sikap mengarang bebas? Menerka- nerka beberapa maksud yang kadang memang dibuat- buat demi kepentingan pencitraan, dan juga antisapasinya. Tapi, siapaun akan sibuk dengan cerita bohong di antara baju yang masih kotor. Pura- pura mau mandi padahal sudah mandi. Agar supaya diingatkan. Pura- pura lapar padahal baru saja makan. Agar supaya diperhatikan. Memaksa.

Tapi, disebelah kotak masuk pesan yang mendebarkan, akan ada rasa bosan karena siapapun memang tak pernah ada. Permisi dan saling melewatkan beberapa jadwal jam tanda bertemu. Lalu, si pemilik kekuatan super itu bergerak maju, bukan untuk meninggalkan siapapun. Tapi, dia perlu melihat jalan.

No comments:

Post a Comment