Friday 4 December 2015

Self Awareness ( Sebuah Seni)

Sebuah abjad pernah menjadi cerita unik. Dalam hijaunya sebuah hubungan pertemanan yang kadang hanya menyisakan sedikit ikatan. Hubungan percintaan yang selalu menjadi hal mengesankan untuk dikenang. Bertemu di waktu tertentu, berbicara jika memang ada perlu, dan sedikit membatasi diri untuk bisa lebih mengenal orang lain. Apakah seni yang yang sedang kita maksudkan?

Sebuah seni pertahanan diri, sebuah sikap aksi- reaksi di antara sebuah hubungan.

Dalam keseharian kita yang sering kali itu- itu saja, mungkin kita pernah bosan dengan semua "lelakon urep" yang kita jalani sehari- hari. Seperti ngopi di pagi hari yang menjadi kebiasaan, mendengar lagu yang seolah sangat tidak mungkin kita tinggalkan, atau sekedar menanti pesan dari sang gebetan yang kadang menjadi moment paling mendebarkan. Dan tanpa sadar, kebiasaan- kebiasaan itu sudah menjadi candu untuk kita sendiri. Pagi hari tanpa kopi alamat pusing di siang hari. Seharian tanpa lagu kesukaan adalah hal yang tidak mungkin, dan sehari tanpa pesan dari gebetan adalah kiamat kecil- kecilan. Belum lagi untuk orang- orang yang hobi merokok, hobi olahraga, hobi (ma'af) ngomongin orang, dan hobi memata- matai mantan.

Berangkat dari sebuah bakat seni, manusia adalah makhluk yang keren. Kenapa? Karena tanpa kita sadari, kita sebenarnya sedang tidak sadar. Tidak sadar kalo sedikit demi sedikit kafein mengerjai otak kita untuk menagihnya lagi besok pagi, musik juga sama, dan rasa kangen dengan gebetan juga tak jauh berbeda. Nikotin yang malah membuat rentang waktu ketagihan yang semakin singkat. Kita sering tidak sadar untuk beberapa halaman yang sudah terlewat.

Berjalan lagi dengan masih berpegang dengan nilai seni, kita sebenarnya mempunya sebuah seni yang sangat keren untuk dilewatkan. Sebuah seni tentang pengendalian diri. Jadi sebelum kopi atau musikmenjadi candu untuk diri, kita perlu meninggalkannya sejenak untuk beberapa hari. Sebuah seni yang mungkin akan sulit diterapkan jika itu tentang perasaan. Jika kita menyukai seseorang, kita pasti akan kesulitan untuk sekedar meninggalkannya barang sehari.

Berbeda dengan kopi, musik, nikotin, ganja dan semua bahan candu di dunia ini. Karena seni itu bersumber dari perasaan, seni tidak akan bisa mengendalikan perasaan. Oleh sebab itu, entah kapan awalnya, sekarang kita bisa mendengar lagu, membaca fiksi, menonton drama, melihat lukisan yang megah dan membuat kita kagum. Ya, seni itu adalah wujud dari perasaan manusia.

<script src="http://kumpulblogger.com/scahor.php?b=234001" type="text/javascript"></script>

No comments:

Post a Comment