Thursday 26 November 2015

Etc.

Perjalanan masih panjang bagi sebagian orang. Pergi di akhir pekan, jalan- jalan malam atau hanya sekedar nongkrong bareng, banyak bercerita dengan teman yang pandai menyimpan rahasia. Adakah teman yang akan menemani kita? Kita sama- sama terjebak dalam diri kita sendiri. Kepercayaan yang menurut kita memang layak dipertahankan. Begitukan?

Malam masih bergerak, lembut, menyisir gelap di sepanjang perjalanan ini. Membuat sedikit bosan karena kita yang tak pernah menemukan apapun untuk sekedar merasa puas dengan diri kita. Atau kita hanya sedang kelelahan? Di titik ini, kita merasa kita adalah hal gagal yang tak perlu diceritakan. Kita banyak mengkoleksi cerita gagal tentang diri kita sendiri, dan menyimpannya agar tidak terlihat.

Kita mendapati diri di tengah hal lucu berupa keputusasaan. Yang sebenarnya, kita sendiri tidak tau apa kita layak untuk putus asa. Salah satu syarat seorang itu boleh putus asa adalah ketika dia sudah tidak mempunyai apapun untuk berjuang. Dan kita masih mempuyai semua yang dibutuhkan untuk melanjutkan perjalanan. Semangat, dan apapun itu kita masih memilikinya. Teman yang siap melucu ketika kita sedih, teman yang akan rela mentraktir kopi ketika kita sedang bokek, teman yang tidak akan membiarkan kita tertawa sendirian nanti.

Pernah di malam- malam yang bosan, aku melamunkan banyak hal tentang masa depan. Tentang rumah idaman ku nanti, tentang pekerjaan apa yang menghidupi ku nanti, tentang siapa pendampingku, tentang pergi traveling yang tak pernah membuatku bosan meski menghabiskan banyak uang, tentang menjalani hari- hari tua ku nanti. Rasanya sangat lucu ketika membayangkan itu semua. Meski sekarang aku lebih menyukai kesendirianku, aku, berharap hal baik untuk diriku nantinya. Dan kenyataannya, aku malu menuliskan harapanku disini.

Aku berharap, aku bisa berguna untuk orang lain, mungkin tidak secara langsung, bahkan aku tidak ingin terlihat karena aku tidak suka meninggalkan jejak di di kehidupan siapapun. Aku takut untuk sekedar bilang "aku menyukaimu" karena aku takut orang menyukaiku. Aku takut untuk sekedar menawarkan bantuan ketika melihat orang sedikit kerepotan karena aku tidak suka merepotkan orang orang lain meski aku sedang sangat kerepotan. Mungkin aku takut pada sebuah kepercayaan, atau mungkin aku takut untuk menjadi manusia normal yang berperasaan. Jelasnya, aku takut untuk menjadi makhluk hidup.

Hari berganti, dan kita sedang mencari cerita untuk esok hari.



No comments:

Post a Comment